Bekasi-Pada Abad 1700 M, Vihara Sian Djin Kupoh berdiri terletak di daerah benteng saat itu di pinggiran sungai Citarum perbatasan antara Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi.
Arsitektur Vihara yang mengadopsi arsitektur khas Tiongkok, bila mana kita masuk ke Vihara tersebut gerbang dan tiang tiang berhiaskan burung Hong yang terlihat sangat elegan, Burung Hong merupakan hewan legenda, Burung Hong dalam bahasa Mandarin disebut juga burung Fenghuang, Feng sendiri adalah sebutan untuk spesies jantan, sedangkan Huang sebutan untuk betina. Bagi masyarakat Tionghoa, burung Hong sudah menjadi hewan legendaris kedua setelah naga.
Arsitektur Vihara Sian Djin Kupoh juga terdapat Altar Dewi Kwuam Im yang dihias Seni pahat dan ukuran 3-Dinensi yang di ukir diatas batu, terdapat juga kolam ikan pembawa hoki atau keberuntungan yaitu ikan mas koki Vihara yang punya daya tarik tersendiri.
Berdampingan dengan Vihara terdapat Jembatan yang sangat bersejarah dan sudah berumur tua bernama jembatan Bojong yang berada di alur sungai Citarum, jembatan saksi bisu dari Jaman Kolonial belanda dan penjajahan Jepang, jembatan yang jadi saksi bisu perjuangan putra putri indonesia untuk merebut kemerdekaan.
Penting diketahui bahwa salah satu titik lokasi sejarah perjuangan kemerdekaan front Karawang-Bekasi adalah Jembatan Citarum Bojong dan Jalan Negara Lama (Daendels) mulai dari Jalan Raya Rel KA Tanjungpura Kabupaten Karawang sampai dengan Jalan Raya Pasar Bojong Kedung Waringin Kabupaten Bekasi. Jalan dan Jembatan (batas Karawang-Bekasi) yang berdekatan dengan Klentheng San Dji Kupoh tersebut merupakan saksi bisu perjuangan kemerdekaan. Jalan dan Jembatan itu yang saat ini kondisnya sangat tragis karena tidak pernah mendapatkan perhatian dari kedua pemerintahan daerah. Hal ini membuktikan bahwa kedua pimpinan daerah yaitu Bupati Kabupaten Bekasi dan Bupati Kabupaten Karawang “GAGAL” dalam memaknai kemerdekan yang benar-benar berlandaskan kepada sejarah perjuangan para pahlawan kemerdekaan.