Wahyudi mengungkapkan bahwa ketidakpastian ekonomi, selektivitas debitur, risiko kredit, dinamika suku bunga, dan perlambatan beberapa sektor juga menjadi faktor yang perlu diwaspadai. Untuk mengantisipasi hal ini, perusahaan memperkuat analisis kelayakan, manajemen risiko, strategi pembiayaan selektif dan terdiversifikasi, serta mempercepat digitalisasi proses agar penyaluran pembiayaan lebih cepat, efisien, dan tetap prudent.
Sumber data industri menunjukkan bahwa pembiayaan investasi di sektor multifinance nasional per Juni 2025 mencapai Rp177,33 triliun, tumbuh 8,18% YoY, meski secara bulanan terjadi sedikit koreksi sebesar 0,56% dari posisi sebelumnya Rp178,38 triliun. Dengan demikian, pertumbuhan BRI Finance yang mencapai 10,83% YoY menunjukkan performa di atas rata-rata industri, menegaskan posisi perusahaan yang kompetitif di segmen produktif.
Selain fokus pada pembiayaan investasi korporasi, BRI Finance juga memperluas portofolionya ke pembiayaan kendaraan bermotor untuk masyarakat. Produk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) menawarkan tenor fleksibel dan bunga kompetitif, sehingga nasabah dapat memiliki kendaraan andal untuk perjalanan jarak jauh. Bagi mereka yang membutuhkan pencairan cepat, tersedia BRI Flash, solusi pembiayaan dengan pencairan hingga 90% dari nilai kendaraan yang dijaminkan, memungkinkan nasabah fokus menyiapkan perjalanan tanpa terbebani biaya awal besar.






