JAKARTA – Langkah kebijakan pemerintah selama ini dinilai telah menyelamatkan mata uang rupiah dari gejolak yang jauh lebih tinggi, pembangunan infrastruktur dan alih subsidi energi kesektor produktif membuat pondasi perekonomian Indonesia lebih baik.
“Langkah Bank Indonesia yang mengintervensi pasar valuta asing secara terukur patut dihargai karena cadangan devisa kita tidak tergerus dalam,” ujar Ketua Umum Rumah Gerakan 98 Bernard AM Haloho, Kamis (20/5). Menurutnya, Bank Indonesia juga tidak perlu menaikkan tingkat suku bunga acuan BI.
“Pelemahan rupiah menjadi cambuk bagi pemerintah untuk menggenjot ekspor. Dukung dan permudah para pegusaha untuk melakukan ekspor. Pelemahan nilai tukar rupiah ini dapat menyebabkan pendapatan meningkat dan mendorong perbaikan defisit neraca perdagangan,” jelasnya.
Bernard mencontohkan sektor ekspor yang menangguk untung dari pelemahan rupiah terhadap US Dollar adalah ekspor briket tempurung kelapa, “dengan bahan baku berlimpah didalam negeri dan diolah disini, melemahnya rupiah justru menjadi peluang.”
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan nilai tukar rupiah yang melemah adalah akibat situasi pasar yang sedang melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebijakan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
“Wajar jika masyarakat trauma terhadap situasi 1998 dimana rupiah berada dititik nadir. Namun kondisi saat ini berbeda. Pemerintahan kita stabil, keamanan kondusif dan pondasi ekonomi kita kuat,” tutup mantan aktivis 98 ini. (*)