Sumedang, Kisah miris datang dari tenaga guru honorer (K2) serta tenaga teknis kependidikan non ASN di Kabupaten Sumedang mereka menjelaskan berbagai persoalan yang mereka hadapi dengan berunjuk rasa di depan gedung DPRD Kabupaten Sumedang.
Salah seorang guru honorer SD Negri dari Kecamatan Situraja, Karwati yang sudah lebih dari 17 tahun mengabdi menjadi guru honorer di sebuah SD Negeri di Kecamatan Situraja ini, mengungkapkan bahwa mereka yang jujur justru menjadi korban atas proses ketidak adilan yang terjadi.
“Saya pertama kali mengajar di SDN Malaka, lalu pindah ke TK, terus kini mengajar di SDN Babakan Bandung dari tahun 2005. Saya sering ikut unjuk rasa, sejak gaji Rp 125 ribu per bulan, tapi yang dapat hasilnya malah anak-anak muda. Mereka gampang jadi PNS,” ucap Karwati (54) guru honorer SDN Babakan Bandung, Kecamatan Situraja Kepada media saat berunjuk rasa.
“Mana cukup gaji Rp 400 ribu sebulan. Saya tambal dengan dagang kopi dan serabi, itu juga tak banyak,” kata Karwati
Begitu pun Nasib Maman Suherman tak kalah mirisnya dengan Karwati. Penjaga sekolah di SD Pasirimpun, Situraja ini, hanya mendapatkan gaji Rp 250 ribu per bulan.
“Sebulan Rp 250 ribu sangat tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari dan anak sekolah SMK dua orang. Sepulang kerja, saya pergi ke sawah, menggarap sawah di lahan milik orang lain.Tapi itu kan hasilnya tiga bulan sekali,” katanya di lokasi unjuk rasa.