Berita  

Kembalikan Nilai Sakral May Day

Hari Buruh Internasional yang diperingati tiap tanggal 1 Mei memiliki jejak sejarah yang sangat panjang. Berbeda dengan peringatan-peringatan lain yang umumnya berbasis pada tokoh, Hari Buruh ini merupakan peringatan yang berbasis pada gerakan. Tanggal 1 Mei 1886, bersamaan dengan mulai berlakunya 8 jam kerja di Kanada, sekitar 400 ribu buruh di AS menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja. Aksi ini berlangsung selama empat hari sampat tanggal 4 Mei 1886.  Tak disangka, pada hari terakhir itu, 4 Mei 1886, polisi AS menembaki para demonstran buruh itu hingga ratusan orang tewas. Pemimpin buruh itu juga ditangkap dan dihukum mati. Peristiwa ini dikenal dengan tragedi Haymarket karena terjadi di bundaran Lapangan Haymarket.
Sebagai penghormatan terhadap para martir atau buruh yang tewas dalam aksi demonstrasi itu, Kongres Sosialis Dunia yang digelar di Paris pada Juli 1889 menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia (May Day). Hal ini memperkuat keputusan Kongres Buruh Internasional yang berlangsung di Jenewa tahun 1886. 
Akar sejarah May Day mungkin dimulai pada tahun 1806, ketika terjadi pemogokan pekerja di AS yang pertama kalinya. Ketika itu pekerja Cordwainers, perusahaan pembuat sepatu, melakukan mogok kerja. Namun para pengorganisir aksi mogok kerja itu dibawa ke pengadilan untuk diproses hukum.  Dalam pengadilan itu, terungkap fakta pekerja di era itu benar-benar diperas keringatnya. Mereka harus bekerja 19-20 jam per harinya. Padahal sehari hanya 24 jam. Artinya para pekerja itu hanya bisa beristirahat 4 jam dalam sehari, dan mereka tidak punya kehidupan lain di luar bekerja untuk perusahaan yang membayar mereka.  

Maka kelas pekerja Amerika Serikat pada masa itu kemudian memiliki agenda perjuangan bersama, yaitu menuntut pengurangan jam kerja. Peter McGuire, seorang pekerja asal New Jersey, punya peran penting dalam mengorganisir perjuangan ini. Pada tahun 1872, ia dan 100 ribu pekerja lainnya melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut pengurangan jam kerja. McGuire menghimpun kekuatan para pekerja dan pengangguran, serta melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur bagi pekerja.
Di Indonesia, peringatan Hari Buruh memiliki keunikan tersendiri. Di Indonesia sendiri, peringatan hari buruh sedunia (May Day) baru mulai dilaksanakan sejak disahkannya UU No. 1 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya UU Kerja Tahun 1948, yang mana dalam pasal 15 ayat 2 menyebutkan, “Pada tanggal 1 Mei, buruh dibebaskan dari kewajiban bekerja”. 

May Day Dimasa Orde Baru


Sayangnya, gerakan buruh diidentikkan dengan komunisme. Inilah salah satu alasan pemberangusan gerakan buruh di era orde baru, sekaligus juga menandai penghapusan Mayday dari kalender nasional.
Gerakan buruh di era Orde Baru, bersama-sama dengan elemen gerakan lain menjadi motor perlawanan terhadap represi orde baru. Gerakan buruh di akhir 1996 yang mulai menemukan bentuknya pasca pembunuhan brutal terhadap aktifis gerakan buruh Marsinah. Hingga kemudian secara aktif terlibat dalam Gerakan Reformasi yang memaksa Suharto, penguasa 32 tahun orde baru, untuk mundur dari posisi presiden.
Selanjutnya, pasca reformasi, republik ini memiliki serikat pekerja yang mungkin sama banyaknya dengan partai yang tumbuh subur pasca dikekang selama 32 tahun. Dalam setiap gerak juangnya, serikat-serikat pekerja selalu menekankan perlunya perayaan Mayday menjadi bagian kalender nasional.  Upaya ini membuahkan hasil saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi menandatangani Peraturan Presiden yang menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional di tahun 2013.
Rangkaian perjalanan panjang perjuangan buruh dengan sejarah kekerasan yang mengikutinya, menempatkan tanggal 1 Mei sebagai hari paling sakral bagi perjuangan kaum buruh. Seolah telah menjadi konsesus, di Hari Buruh, rally yang dilakukan di seluruh dunia mengangkat hanya isyu tentang perjuangan paling dasar dalam gerakan buruh: pengakuan hak-hak buruh.
Maka isuu yang kerap diangkat dalam Mayday adalah perbaikan kesejahteraan, jaminan keselamatan di tempat kerja, perlakuan yang layak, perlindungan bagi buruh. Serta isyu-isyu dasar lainnya. Di samping juga mengingat dan mengenang perjuangan kaum buruh di masing-masing negara serta menghormati pejuang buruh yang menjadi korban kekerasan. Sejarah dan waktu menempatkan 1 Mei sebagai hari istimewa, semacam lebaran kaum buruh. Saat kaum buruh berkontemplasi dan meredefinisi perjuangan mereka yang terus menerus dan tanpa tepi.
Mengiringi peringatan Hari Buruh 2018 di Jakarta, sayangnya ada serikat buruh tertentu yang menyatakan dukungan kepada bakal calon presiden 2019. Bukan saja gelaran Pilpres yang masih setahun lagi, tetapi menempatkan agenda politik praktis dukung mendukung jauh di luar tradisi dan genealogi gerakan buruh dalam merayakan Mayday. Sayangnya, dalam peringatan tahun ini, buruh secara gamblang dijadikan alat elit politik.
Kalender kita memiliki 365 hari dalam setahun, tetapi menggunakan perayaan hari buruh sebagai momentum mendukung bakal calon presiden tentunya menggelikan. Kita tidak dalam kapasitas melarang buruh atau serikat buruh mendukung atau tidak mendukung calon tertentu. Tetapi menggunakan memomentum Mayday, bukan saja mengingkari perjuangan pendahulu pejuang buruh-buruh pejuang. Namun, sekaligus mendegradasi gerakan akbar berkelanjutan buruh menjadi sekedar cheerleader dukung mendukung terhadap calon yang belum pasti ikut kontestasi pilpres.
Aksi Mayday harus kembali puritan sebagai titik redefinisi sekaligus kulminasi gerakan buruh. Mereview tuntutan-tuntutan yang belum terealisasikan dan menyusun strategi untuk memenangkan hak-hak dasar buruh. Jika memang ada elit buruh atau serikat buruh yang ingin dukung mendukung tokoh untuk jadi apa pun, silakan gunakan 364 hari yang ada. 
Jangan khianati darah dan keringat pejuang buruh dan buruh pejuang yang gugur dan tersiksa dalam membela dan memperjuangkan kepentingan kaum buruh yang terekam dalam perayaan May Day 1Mei.  Buruh Bersatu, Rakyat Sejahtera. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *